Beban Kerja Mental Pada Perusahaan


Karyawan Merupakan Asset Perusahaan

Perlu kita ketahui bahwa karyawan merupakan asset yang sangat penting bagi berbagai perusahaan. Apalagi karyawan tersebut sudah menjadi kriteria kuat bagi dan memberikan pengaruh positif untuk perusahaan. Sehingga penting bagi perusahaan untuk selalu mengetahui kondisi karyawannya dan selalu memantau standar kinerja mereka supaya tujuan perusahaan dapat tercapai. Tetapi akan muncul suatu permasalahan di perusahaan jika banyak karyawannya mengalami stress. Bahkan sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Yaman mengungkapkan bahwa lebih dari 20 % anggaran dari institusi pelayanan umum telah dikeluarkan untuk menangani keluhan-keluhan yang berkaitan dengan stress karyawan. Oleh karena tingkat stress karyawan yang cukup terlihat signifikan maka perusahaan perlu mewaspadainya sebab hal tersebut akan menurunkan performance karyawannya.

Stress yang dialami oleh para karyawan
sumber : pixabay.com
Menurut Sukmawati strees yang sering dialami oleh para karyawan dapat disebabkan antara lain sebagai berikut :
  • Frustasi, yaitu apabila ada halangan yang menghambat maksud dan tujuan yang diinginkan,
  • Konflik, yaitu terjadi jika tidak dapat memilih antara dua atau lebih kebutuhan / tujuan yang diinginkan,
  • Tekanan/ krisis, yaitu beban kerja mental dan fisik sehari-hari meskipun kecil tetapi menumpuk dapat menyebabkan stres yang hebat.
Berdasarkan point-point yang telah dikemukakan Sukmawati di atas dapat dilihat bahwa perusahaan berperan pula dalam peningkatan tingkatan stress karyawannya karena perusahaan yang menentukan beban kerja dari karyawannya. Terutama di sini beban kerja mental yang menyebabkan stress pada karyawan. Jika perusahaan memberikan mental task yang berlebihan pada karyawannya, tentu akan akan meningkatkan beban kerja mental (mental workload) mereka dan kemudian dapat memancing timbulnya stress pada karyawan.

Adapun contoh-contoh dari mental task menurut Ridley antara lain :
  • Kewaspadaan
  • Mendeteksi permasalahan (Problem recognition and diagnosis)
  • Penyusunan dan pelaksanaan suatu rencana
  • Pemilihan prioritas
  • Mengingat hal-hal yang perlu dilakukan
  • Membuat keputusan yang cepat berdasarkan pada integrasi pengalaman dan pemahaman tentang situasi saat ini.
  • Mengatasi kejadian tak terduga
Dengan diketahuinya contoh-contoh mental task tersebut maka sebuah perusahaan akan dapat mengetahui beban kerja apa yang diterima oleh karyawannya. Apakah karyawan A memiliki beban kerja mental atau tidak dan seberapa besar beban kerja mental yang akan ditangggungnya. Dengan mengetahui beban kerja mental karyawannya maka perusahaan diharapkan lebih bijaksana dalam memperhatikan kebutuhan pekerjanya, analisis ergonomi, analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga pada penentuan penggajian. Dan pada akhirnya dapat menjaga performance dari karyawannya. 
Dengan beban kerja yang yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi maka akan menyebakan performance pekerja rendah. Hal itu juga berlaku untuk beban kerja mental. Jika beban kerja mental seorang pekerja rendah, maka pekerja tersebut akan mudah bosan dan cenderung kehilangan ketertarikan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan menurunnya konsentrasi. Kejadian tersebut dapat dijelaskan dengan pendapat yang dikemukakan Grandjean (1993) bahwa setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang lampau. Jadi menurunnya konsentrasi pekerja merupakan aktivitas mental dimana terjadi penurunan proses mental untuk menerima suatu informasi. Yang dapat diartikan dengan menurunnya aktivitas mental maka beban kerja mental pekerja menurun dan performance kerja menurun pula.


sumber :
Sukmawati, Fitri, 2008, Beban Kerja Yang Rangkap Dapat Menyebabkan Stress Kerja

0 Response to "Beban Kerja Mental Pada Perusahaan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel